Headline

Recent Posts

Embed: STIP Jakarta


Click dan Drag foto 360 derajat !

KOLONE SENJATA TARUNA STIP

Alumni's Pride



Malam Keakraban Taruna STIP 2014

Prasasti Peresmian AIP

Prasasti Peresmian AIP
27 Februari 1957

CAAIP Apps for Android

CAAIP Apps for Android
Download Aplikasi CAAIP utk Android

an interesting

Prasasti Peresmian Gedung CAAIP

Prasasti Peresmian Gedung CAAIP

We are Magcro

Motion

Contact

Name

Email *

Message *

Loker Pelaut

Sekretariat CAAIP

TRANSLATE

Portfolio

recent posts

Pages

Popular Posts

Dulu Judi Sekarang Gajih

Saturday 18 June 2011
Nala22: Ancolmarunda Point Jakarta :

:Irsal Adhirsal-23 masalah standard gaji pelaut kita ga pernah dibahas nih...gmna senior2 kita yg dipemerintahan...dah waktunya nih bahas gaji...jgn ikut apa kata ship owner aja....dah banyak pelaut kita yg jaya di perusahaan asing tp gajinya msh dibawah pelaut kawasan asia lainnya...
sebelum kpl saya ganti bendera indonesia, msh bendera singapore c/e org india digaji 8500 usd minimal...tp setelah ganti bendera indonesia c/e ga sampe segitu gajinya...kalo boleh tau nior herman rochim diperusahaan apa..? kalo memang diatas 60 juta boleh jg tuh...



dear adinda Capt. Huske Dwi Gustian,

Apakah tugas Dirjen Perla cq tempat adinda bertugas juga mengurusi maslah gaji pelaut ? kalo iya rasanya berat dan tidak adil ! karena sesuai dengan peruntukan itu kelihatannya masuk ke ranah Depnakertrans, kalo iya juga rasanya Depnakertrans wajib berterima kasih ke Perla, yang nota bene banyak sekale' lulusan pinggir kali ancol disana.

Maaf sebelumnya, saya ambil sebuah ajakan untuk berpikir yang ditulis oleh temannya omm Radiansyah. Padahal lagi akan hal yang senyatanya bahwa gaji yang diperolah para pelaut asli Indonesia yang bekerja di kapal kepunyaan bangsa lain berkisar antara 36 juta s.d 90 juta per bulan, maka kalo disepadankan dengan indeks UMR bagai perang dunia 1 dengan perang dunia ke 3. Masih dibilang kurang ? ada apa sebenarnya seh ? apa kita semua ini bodoh sama aturan ILO atawa ITF ?

Mungkin, yang paling kena buat diraba-raba, dilihat, dipegang dean diterawang adalah kesombongan alumni AIP ( sekolah penghasil perwira kapal tertua, terhebat, terbesar, terkenal dan ter lainya ) buat jadi pengurus dan pengelola K.P.I, kenapa yah ?
Masih teringat dalam ingatan kita bersama, bagaimana KPI diganyang tanpa ampun di millist ini ? padahal buat bikin tandingan organisasi yang mengurusi pelaut ( diluar dari Perla ) buat mulainya bukan pekerjaan mudah, padahal justru K.P.I kalo lebih di berdayakan akan menjadi lebih dahsyat, sehingga tidak akan timbul "keluhan" yang disampaikan dan disuarakan mungkin oleh seluruh perwira/pelaut asal Indonesia. Padahal memang kita baru "bisa omong doang". Padahal K.P.I lah yang mengurus kejayaan para pelaut Indonesia di Luar negeri, hayuh bangkit kita bantu dan kita berdayakan agar lebih baik lagi. Padahal Indonesia masih kekurangan 43.000 pelaut, Padahal kalo K.P.I berfungsi baik dan berjaya tidak ada pelaut Indoensia yang keleran macem Gultom-40 kemarin( di Korsel yg akhirnya diurus CAAIP, cuma kalo bukan lulusan AIP apa kita mau ngurus ? ). Padahal apa lagi yah ?.

Mungkin penghitungan perolehan "gaji" yang dibayarkan buat para pelaut Indoensia yang bekerja di Luar Negeri dihitung dengan pendekatan berdasar tingkat kemakmuran negara kita ? sehingga terdapat kesengjangan yang terjadi antara aturan ITF/ILO dengan perolehan senyatanya, lantas apa bedanya kalo gaji mereka kita sebut dengan UMR luar negeri ?


Dari data yang bisa saya peroleh, di tahun 2008 perolehan devisa negara ini yang diterima dari sektor jasa "para pelaut Indoensia"
166 juta USD atau sekitar  1,4 triliun rupih per bulan ( dengan kurs sembilan rebu perak ), kalo setengah dari gaji tersebut dibelanjakan di negara yang disinggahi maka yang terkirim ke Indonesia 700 milyar per bulan, bukan jumlah sedikit ! Infonya lagi ( mohon koreksi nya bang Bobby ) khusus pelut yang bekerja di kapal pesiar melalui Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) tahun 2010 kemarin sebanya 10.300 orang dengan pemasukan devisa ke negara sebesar 61,9  juta USD, ( apa mungkin ini diluar dari pelaut yang bekerja di kapal niaga ? ).

Lantas ..... kembali ke laptop apa sebenarnya yang menjadi pokok dari banyak keluhan macem keluhan Irsal-23 tentang masalah gaji yang di perolehnya, atau kita semua cukup diam saja ? EMANG GUA PIKIRIN   untungnya juga buat gw kagak ada !!!!!!
duh Indonesiku kalo kemarin jujur itu dilarang, sekarang malah gaji para almamaterku terombang ambing !


terima kasihbuat IrSal-23 atas inspirasinya !


salam.

1 comment:

Pembaca dapat mengirimkan komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar bukan merupakan pandangan, pendapat ataupun kebijakan CAAIP.net dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.
Pembaca dapat melaporkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA. CAAIP.net akan menimbang setiap laporan yang masuk dan dapat memutuskan untuk tetap menayangkan atau menghapus komentar tersebut.
CAAIP.net berhak untuk memberi peringatan dan atau menutup akses bagi pembaca yang melanggar ketentuan ini.